Beberspa mahasiswa tidak dapat melakukan persiapan dengan baik, mereka kurang persiapan. Yang dimaksud dengan kurang persiapan adalah mahasiswa belum memiliki kesiapan mental dan keilmuan. Mahasiswa yang pintar belum tentu lulus secara otomatis, jika yang bersangkutan secara mental tidak siap untuk mengerjakan soal selama 3 (tiga) jam. Persiapan mental mutlak diperlukan, apalagi mahasiswa yaang pernah mengalami kegagalan di uji kompetensi sebelumnya. Tekanan mental yang dihadapi mereka jauh lebih kuat dibanding dengan yang baru pertama kali mengikuti uji kompetensi.
Mahasiswa retaker atau mahasiswa yang pada ujian pertama (first taker) belum kompeten, mereka mengalami kecemasan dan risiko untuk gagal lebih tinggi dibanding dengan first takers. Mahasiswa retakers sudah hanya memiliki kesempatan untuk kompeten sebesar 5 – 16% dan secara nasional untuk first taker hanya kompeten sebanyak 40% an. Mahasiswa retaker harus diberikan kesempatan memperbaiki dirinya terlebih dahulu, karena yang bersangkutan memiliki kemungkinan tidak kompeten lebih tinggi. Bila perlu diikut sertakan lagi mengikuti try out, sehingga dapat diketahui bagaimana sebenarnya kekuatan dan kelemahan mereka. Setelah diketahui, barulah melakukan persiapan atau tindakan untuk menanggulangi masalah kemampuan mereka. Retaker tidak bisa diberikan intervensi secara general, akan tetapi harus diberikan secara mendalam.
Filosofi tukang tambal ban dapat digunakan, periksa dulu keseluruhan baru tentukan masalahnya dimana. Seorang tambal ban akan memeriksa semua bagian ban, baru kemudian menambal yang bolong. Sama mahasiswa retaker disuruh mengkaji semua kemampuan melalui try out, baru kemudian berikan penguatan di tempat yang masih lemah.
Selain kemampuan penguasaan materi yang harus diperhatikan, kemampuan menjaga kecemasan atau mengatasi masalah juga harus diketahui. Kecepatan menerima dan memahami kekurangan diri, merupakan cara terbaik untuk seseorang saat jatuh. Sama halnya orang yang gagal di uji kompetensi, mereka yang memiliki jiwa pantang menyerah, akan gigih memperjuangkan cita cita mereka.
Support system dari keluarga dan orang terdekat sangat diperlukan untuk mahasiswa yang mengalami kegagalan di uji kompetensi. Mereka mengalami penurunan harga diri, malu, di bully oleh teman temannya sebagai orang bodoh dan lain lainnya. Mereka perlu dukungan bukan hanya menambah ilmu pengetahuan tetapi penguatan mental, memberikan keyakinan bahwa mereka mampu melalui tahapan uji kompetensi. Dukungan tersebut akan menambah kepercayaan diri mahasiswa tersebut, sehingga mereka yakin dapat meraih predikat kompeten.
Gabung dengan group telegram @infokanduru
Dapatkan tips dan trik uji kompetensi..