Siang itu cuaca sejuk di kota saya tinggal, saya tahu hari ini pembukaan uji kompetensi untuk ners. Ada perasaah cemas, kalau kalau mahasiswa saya ga kompeten, setelah di cek ternyata mengecewakan, rombongan retaker dari kampus dimana saya pernah mengabdi, untuk diploma 3 parah ga ada yang kompeten dan untuk ners hanya 25% yang kompeten. Ini mahasiswa retaker, karena yang reguler belum bisa mengikuti uji kompetensi.
Beberapa menit kemudian telegram saya mulai berbunyi, 75% menyatakan terima kasih atas arahan dan ebooknya.... dan banyak juga yang berterima kasih atas motivasinya!
Mahasiswa yang membaca ebook saya tentunya sudah paham bagaimana menbaca soal, bagaimana menganalisis soal, bagaimana melakukan tembakan jitu, bagaimana kalau bertemu soal sulit, bagaimana cara membuat catatan efektif, bagaimana cara mengatasi kalut, bagaimana kalau ada masalah saat uji kompetensi. Mereka pasti paham!
Saya sebagai mantan penulis soal dan reviewer pusat serta pengawas pusat uji kompetensi, tentu memahami apa yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam mengerjakan soal, bagaimana soal dibuat sedemikian rupa, sehingga bisa membedakan mana yang kompeten dan mana yang tidak kompeten, saya pun memahami bagaimana membuat data utama dan data distraktor sehingga bisa menjebak mahasiswa yang tidak kompeten untuk memilih jawaban yang salah. Sangat bisa!
Sehingga pada saya berhadapan dengan mahasiswa dengan rekor 7 kali uji kompetensi dan masih harus berjuang ke 8, saya minta mahasiswa tersebut untuk mengirim contoh soal satu saja dari kampus mereka! Dah.....yuhuuuu.... memang mereka belajar dengan soal "buruk", kadang kalau penulisnya disuruh menjelaskan ulang, saya yakin mereka tidak akan paham apa maksud tulisan mereka! Apalagi orang lain, yang buat saja bingung. Ini bahasa tulisan bagaimana mengungkapkan ide dengan baik dan pembaca harus secepatnya dapat memahami maksud dari tulisan tanpa harus mengerutkan alis, tanda tidak paham.
Kembali kepada mahasiswa dengan rekor 7 kali belum kompeten. Saya buka dia ternyata kirim pesan lewat telegram, saya sudah suudzon, mungkin dia gagal lagi....he he he astagfiruloalazim, maaf ya. Saya meremehkan orang lain, padahal saya selalu mengatakan, manusia tidak ada yang bodoh, kegagalan dalam ukom disebabkan karena kemalasannya saja, bukan karena kebodohannya!
Alhamdulillah, dia berhasil kompeten, campur aduk antara gembirandan heran. 7 kali dia ukom dan baru ke 8 kali akhirnya status kompeten bisa didapat. Pecah telur! Apa rahasia nya? Saya nanya ke dia seperti itu.
Dia katakan, "saya mengikuti apa yang bapak katakan, saya baca ulang setiap materi, saya buat tugas seperti yang bapak katakan, walau saya jarang ngomong, saya ikuti saran bapak, tip dan trik yang ada diebook. Saya buktikan bahwa saya bisa, bukan si bodoh lagi, saya bangun meyakinkan diri saya bahwa saya juga bisa"
Banyak yang dia ucapkan, terakhir di mengatakan "saya tidak pernah menyerah...". Saat itu saya mengatakan, luar biasa.... selamat!
Kuncinya adalah pantang menyerah, kerja sebaik baiknya.... yakin!
Tambahan:
Tak lama kemudian dari ujung Pulau Madura Scooterist dengan rekor retaker 7 kali kompeten! Salute, salam mesin sebelah kanan!
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIzin share pak
ReplyDelete