Monday 11 September 2017

Retaker Uji Kompetensi

Retaker merupakan istilah untuk orang orang yang belum kompeten setelah mengikuti uji kompetensi sekali atau lebih. Seorang dengan status retaker tentu memiliki beberapa masalah diantaranya harga diri dan kepercayaan terjadap dirinya sendiri. Beban yang dirasakan akan lebih berat karena selain berjuang untuk menghadapi uji kompetensi, retaker harus berjuang mengatasi pengalaman yang tidak menyenangkan yang telah terjadi sebelumnya. Tentu ini membutuhkan energi yang tidak sedikit, sehingga tingkat kelulusan retaker menjadi rendah atau sekitar 5 - 16% saja. Ini yang menyebabkan angka kelulusan di uji kompetensi lebih banyak yang tidak kompeten, hampir 2/3 nya dibanding yang kompeten karena yang belum kompeten terus menerus mengikuti uji kompetensi ulang sebagai retaker. 

Beberapa penyebab seseorang menjadi retaker diantaranya:
  1. Nasib
  2. Kurang siap pengetahuan 
  3. Kurang siap mental 
  4. Sistem yang bermasalah 

Nasib
Beberapa orang memandang keadaan mereka pasti tidak terlepas dari nasib mereka sebagai manusia yang lemah. Sebagai manusia tidak dibenarka menggantungkan semuanya kepada nasib, kita wajib berusaha sebaik baiknya baru bertawakal atau berserah diri. Jika semua orang hanya bergantung pada nasib, maka didunia ini tidak akan ada pekerjaan, sekolah, dan lain lain. Akan tetapi terkadang sekuat apapun kita berusaha hasilnya, belum sesuai harapan kita, mungkin nasib lebih dominan daripada usaha, atau doa yang sengaja disimpan untuk sesuatu yang lebih baik dimasa mendatang. Disinilah wajibnya berdoa, karena hanya berdoa nasib kita dapat berubah. Sesuai dengan firmanNya, "berdo'alah kepadaKu, nanti akan Aku kabulkan".

Kurang siap pengetahuan
Uji kompetensi merupakan ujian yang menguji kemampuan mahasiswa secara kognitif, atau pengetahuan. Walau didalamnya bertanya tentang praktek, akan tetapi yang ditanyakan adalah kemampuan dalam melakukan secara teori. Bukan keterampilan dalam mengerjakan sebuah tindakan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa dapat terlihat dengan mudah jika mereka mengikuti try out uji kompetensi yang diselenggarskan oleh asosiasi pendidikan, karena disana ada penjelasan berapa nilai yang didapatkan oleh seorang mahasiswa dan institusi. Kekurangan siapan pengetahuan dapat terlihat dengan mudah, dimana saja, apa saja, berapa kekurangnya, dimana kelebihannya, dimana kekuatannya. Dengan mengetahui kekurangan akan dengan mudah membuat rencana pembelajaran dan strategi belajar. Sehingga harapan akhir yaitu kompeten dapat terwujud.

Kurang siap mental
Beberapa mahasiswa mengalam kecemasan dari ringan sampai berat, yang dimanifestasikan dengan berkeringat dingin, degup jantung cepat, gelisah, bolak balik ke toilet, tidak mampu berkonsentrasi, tidak mampu mengerjakan, gampang tersinggung, diare, asthma dan lain-lain. Beberapa dari mereka pun seakan bingung, seakan tidak pernah mendapatkan materi sehingga soal yang seharusnya bisa dijawab menjadi sangat sukar untuk dikerjakan. Saya pastikan bahwa uji kompetensi bukan hanya menilai kemampuan pengetahuan tapi dapat menilai bagaimana mereka memecahkan masalah selama mereka berada dalam tekanan. Tekanan itu datang dsri jumalah soal yang banyak, waktu yang terus berkurang, teman yang terlihat lancar walau belum tentu. Manajemen waktu sebelum dan selama ujian sangat diperlukan sehingga dapat mengurangi kecemasan.

Sistem yang bermasalah
Seseorang tidak kompeten bukan karena pengetahuan yang kurang, bukan karena mental yang lemah, akan tetapi karena sistem ujian yang bermasalah. Beberapa sistem yang dapat menyebabkan masalah diantaranya sistem yang tidak bisa mencatat atau mensaving hasil pekerjaan, listrik mati, genset tiba tiba bermasalah. 

Dari beberapa penyebab seseorang tidak kompeten tersebut ada beberapa yang bisa kita siasati untuk diatasi diantaranya kurang siap pengetahuan dapat diatasi dengan persiapan yang baik sesuai dengan kemampuan masing masing, persiapan mental dapat dilaksanakan dengan latihan dan ikut try out sehingga dapat membiasakan diri berada dalam tekanan. Selanjutnya untuk sisanya, kita hanya bisa berdoa semoga sistem ujian berjalan dengan baik dan nasib baik menghampiri kita. Berdoa adalah sejata orang beriman, berdoalah! 

------
Hendi Kanduru
IG @infokanduru
Twitter @infokanduru
Telegram @hendikanduru
Facebook kanduru corp

Group belajar di telegram https://t.me/bengkelkanduru

No comments:

Post a Comment

Etika dalam Keperawatan

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, ...