latar belakang
Apabila kampus sudah melaksanakan
kurikulum sesuai dengan ketentuan, maka tidak harus ada persiapan khusus
menghadapi uji kompetensi. Apalagi kalau mahasiswa sudah dibiasakan belajar
dengan menggunakan soal soal uji kompetensi dalam ujian harian. Kampus yang
memiliki Tempat Uji Kompetensi memiliki keuntungan, akan tetapi tidak selamanya
yang memiliki Tempat Uji Kompetensi dapat menggunakan keuntungan psikologis
mahasiswa untuk meningkatkan kelulusan. Kebanyakan kampus yang sudah mapan yang
memiliki Tempat Uji Kompetensi berupa Laboratorium Komputer.
Jika diperhatikan beberapa perguruan
tinggi yang memiliki akreditasinya baik akan tetapi hasil uji kompetensinya
belum menggembirakan. Padahal hasil akreditasi berbanding lurus dengan kualitas
lulusan.
Terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan kampus tidak bisa optimal, baik dari mahasiswa, dosen maupun pihak
pengelola kampus. Ini akan dijelaskan pada tulisan kali ini.
mahasiswa
Beberapa
kesalahan umum yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Tidak sungguh
sungguh dalam belajar di fase akademik dan atau profesi
Mahasiswa yang susnggung sungguh dalam belajar dari mulai masa akademik
sampai dengan masa profesi akan mendapatkan pengetahuan yang baik yang akan
menjadi modal untuk menghadapi uji kompetensi. Pengalaman di lahan praktek akan
memberikan pengalaman berati. Ingat soal dalam uji kompetensi merupakan soal
kasus yang biasa dilakukan atau di temukan di lahan praktek.
2. Tidak
mempersiapkan dengan baik pada saat akan uji kompetensi
Persiapan yang baik diperlukan persiapan ini meliputi persiapan pengetahuan
dan psikis serta fisik. Persiapan pengetahuan dilakukan dengan mengecek ulang
materi saat kuliah dan atau profesi. Persiapan psikis dilakukan supaya tidak
cepat stress, cemas dan persiapan fisik dilakukan karena uji kompetensi akan
berlangsung sekitar 4 – 5 jam dari mulai datang sampai dengan karantina dan
pulang.
3. Mengecilkan
arti uji kompetensi
Uji kompetensi merupakan kunci mendapatkan Surat Tanda Registrasi,
mengecilkan uji kompetensi berarti siap siap untuk tidak mendapatkan pekerjaan.
4. Tidak memahami
blueprint uji kompetensi
Blueprint merupakan kisi kisi uji kompetensi, yang dipergunakan oleh
pembuat soal, reviewer soal, pembuat paket soal. Dengan demikian blueprint ini
sangat penting dipahami oleh mahasiswa karena mereka pun menggunakan blueprint
dalam mempersiapkan uji kompetensi.
5. Merasa yakin
akan langsung kompeten
Merasa yakin karena memiliki IPK yang tinggi merupakan sebuah kesombongan,
pada kasus tertentu banyak yang IPK nya tinggi tidak kompeten.
6. Merasa mampu
mengerjakan soal uji kompetensi
Mampu dan merasa mampu sangat berbeda, merasa mampu akan menyebabkan
gegabah dalam mengisi soal uji kompetensi, padahal uji kompetensi digunakan untuk
mendapatkan syarat untuk bisa bekerja.
7. Tidak
mengikuti try out
Mengikuti try out sangat penting untuk mengetahui kemampuan dan mempelajari
bagaimana uji kompetensi itu.
8. Belajar tidak
mengacu pada hasil try out
Hasil try out dapat memberikan gambaran kemampuan mahasiswa saat ini,
dengan melihat hasil try out dapat dketahui apakah mahasiswa bisa kompeten atau
tidak.
9. Belajar tidak
menggunakan buku yang memenuhi standar soal uji kompetensi
Tidak semua buku mengikuti standar penulisan soal uji kompetensi. Pandailah
memilih buku yang baik untuk melakukan persiapan menghadapi uji kompetensi.
Mintalah nasihat dari dosen untuk referensi yang baik dalam menghadapi uji
kompetensi.
10. Belajar dengan
menggunakan soal yang belum di review
Soal yang belum direview jika digunakan untuk belajar akan sangat berbahaya
karena tidak memiliki standar yang sama dengan soal uji kompetensi. Jika anda
belajar dengan soal yang belum direview, seperti anda akan tinju dengan petinju
profesional dan anda berlatih dengan petinju amatir.
11. Belajar
bersama tanpa melihat kemampuan pribadi
Belajar bersama sangat baik, akan tetepi kemampuan seseorang berbeda dengan
yang lainnya, belajar yang baik adalah dengan menggunakan hasil try out.
12. Tidak memiliki
strategi dalam belajar
Belajar perlu strategi yang baik, jangan asal asalan, ikut ikutan, strategi
yang baik hanya anda yang mengetahuinya, karena setiap orang berbeda cara
belajarnya.
13. Tidak
mengikuti brifieng
Brifieng wajib diikuti oleh mahasiswa yang akan mengikuti uji kompetensi.
Tidak hadir saat briefing tidak akan diperkenankan untuk mengikuti uji
kompetensi.
14. Tidak membawa
surat identitas
Identitas berupa ktp, sim akan disamakan dengan identitas atau kartu
peserta ujian. Photo copyan ktp tidak berlaku, surat keterangan domisili tidak berlaku.
15. Tidak tepat
waktu datang ketempat ujian
Mahasiswa tidak akan diperkenankan untuk memasuki ruang ujian apabila
datang setelah ujian dimulai.
16. Menggunakan
pakaian yang tidak pada mestinya
Kaos, dan pakaian yang berbahan jean tidak diperkenankan digunakan selama
akan mengikuti uji kompetensi. Jaket almamater tidak boleh dipergunakan selama
uji kompetensi.
17. Tidak
menyetujui ketentuan di uji kompetensi
Sebelum memasuki proses ujian, mahasiswa akan diminta persetujuan untuk
mengikuti tata tertib ujian. Jika tidak setuju, maka tidak diperkenankan untuk
melanjutkan ujian tetapi tetap tinggal di ruangan sampai waktu ujian 180 menit
selesai. Yang tidak setuju pun tetap harus di karantina.
18. Tidak memahami
anatomi soal uji kompetensi
Untuk menjawab soal uji kompetensi perlu memahami bagaimana anatomi soal
uji kompetensi, supaya tidak terjebak dengan data dan jawaban distraktor.
19. Terlalu lama
dalam mengerjakan uji kompetensi
Sebuah soal didesain untuk dapat dikerjakan dalam waktu satu menit,
sehingga jika mahasiswa melebihi waktu satu menit dalam mengerjakan satu soal,
tentu akan merugikan dirinya, karena waktunya tidak akan cukup.
20. Terlalu cepat
dalam membaca soal uji kompetensi
Terlalu cepat membaca soal, menyebabkan tidak mampu mendapatkan ide tulisan
dari pembuat soal.
21. Tidak menjawab
semua soal uji kompetensi
Membiarkan kososng jawaban tidak diisi sama dengan membuang peluang untuk
mendapatkan kesempatan memperoleh jawaban benar.
22. Tidak percaya
pada insting yang pertama
Insting pertama biasanya benar, jangan merubah jawaban pertama sebelum
yakin 100% jawaban pengganti 100% benar.
23. Salah
melakukan tembakan
Jika terpaksa harus nembak gunakan tembakan yang tepat, tembak dengan
menggunakan jawaban yang sama.
24. Bekerjasama
dengan orang lain
Jumlah paket soal dalam satu ruangan lebih dari 4 paket soal, tentu sangat
kecil kemungkinan untuk mengetahui siapa yang memiliki soal yang paketnya sama.
Bertanya kepada orang lain sama dengan menyuruh orang lain tidak kompeten,
karena akan sangat mengganggu konsenterasi.
25. Terlalu sering
ke toilet
Ketoilet boleh dilakukan, tetapi kalau terlalu sering artinya buang buang
waktu, padahal selama ke toilet waktu ujian terus berjalan.
26. Mengganggu
ketertiban selama ujian
Jika peserta mengganggu ketertiban selama ujian dan mengganggu
terselenggaranya ujian, panitia dapat membatalkan kepesertaan ujian mahasiswa
tersebut.
27. Tidak
menggunakan waktu dengan baik
Penggunaan waktu yang baik sebelu ujian dan selama ujian sangat penting.
28. Tidak
mengikuti program yang disediakan oleh kampus
Kampus biasanya menyediakan pengkayaan bagi mahasiswa yang akan mengikuti
uji kompetensi, jika tidak dimanfaatkan tentunya sayang sekali.
29. Tidak bisa
mengatur waktu antara pekerjaan dan belajar
Alasan
mahasiswa tidak kompeten adalah sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak ada wakt
untuk belajar.
Terdapat juga
kesalahan yang spesifik sesuai dengan jenis ujiannya Berbasis Komputer (CBT)
dan Kertas (PBT).
Kesalahan yang
Berbasis Komputer
1. Salah memasukan
username dan password
Masukan username dan passwor dengan hati-hati jangan tergesa gesa, karena
kalau salam memasukannya akan menyebabkan kecemasan. Jika diawal saja sudah
cemas maka selanjutnya akan semakin meningkat.
2. Tidak memilih
setuju terhadap tata tertib
Menyetujui mengikuti tata tertib merupakan syarat mutlak mengikuti uji
kompetensi, jika tidak mau mengikuti tata tertib tidak akan dapat mengikuti
ujian.
3. Terlalu sering
membuka lembaran laboratorium
Terlalu sering membuka lembar labratorium menyebabakan anda kehilangan
waktu.
4. Menutup layar
firefox
Uji kompetensi dengan menggunakan komputer, aplikasinya berjalan dengan
menggunakan firefox. Apabila firefox di close maka aplikasi tidak bisa berjalan
dan harus membuka ulang firefox kemudian log in ulang. Akan tetapi jika tidak
sengaja firefox tertutup, maka anda tinggal minta bantuan pengawas, untuk
memulihkan pekerjaan anda. Jawaban yang sebelumnya sudah dikerjakan sudah
terekam, dan anda tinggal melanjutkan soal yang ada.
5. Memutuskan
aliran listrik
Sumber listrik
biasanya disimpan didekat kaki, apabila kaki terkena ke tombol power dapat
menyebabkan supply listrik ke komputer terhenti. Segera minta pertolongan
kepada pengawas jika ini terjadi
Kesalahan yang
Berbasis Kertas
1. Tidak membawa
cadangan pensil
Pensil cadangan sangat diperlukan apabila, pensil utama tumpul dan terjatuh,
akan mengurangi waktu apabila anda meruncingkan pensil dan memungut pensil yang
jatuh. Begitu pula penghapus, usahakan minimal membawa 2.
2. Tidak mengisi
identitas dengan baik
Mengisi identitas dengan baik pada kolom identitas serta merata dalam
melingkari, dapat memudahkan komputer untuk memeriksa jawaban anda.
Kebalikannya kalau tidak mengisi dengan baik.
3. Tidak memberikan
bulatan hitam yang rata
Meratakan pekerjaan dalam membulatkan jawaban dapat menyababkan tidak
terbacanya jawaban oleh komputer, sehingga akan merugikan anda.
4. Tidak
menghitung jumlah halaman sebelum mengerjakan soal
Hitunglah jumlah halaman sebelum mengerjakan soal, jika kurang segera minta
ganti, karena kalau meminta ganti setelah ujian dilaksanakan tidak akan
diperbolehkan oleh pengawas.
5. Tidak mengecek
urutan soal sebelum mengerjakan soal
Walaupun jumlah lembar sudah sesuai, sebaiknya urutan soal harus dihitung,
bisa jadi lembaran benar, tapi nomor soal tidak berurutan dan tidak lengkap
6. Tidak
mengembalikan soal
Jangan membawa soal saat keluar tempat ujian, sebagian atau seluruhnya,
karena akan dihitung ulang.
7. Tidak menulis
kode soal
Tulislah kode soal ini sangat penting dalam pemeriksaan soal jawaban.
8. Terlalu lama
dalam menghitamkan jawaban
Menghitamkan
jawaban memang harus rata, tapi juga harus cepat. Semakin lama menghitamkan
maka waktu semakin banyak terbuang.
Dosen
Dosen merupakan tenaga
pendidikan yang sangat mempengaruhi kepada keberhasilan mahasiswa
1.
Tidak mampu
membuat soal yang baik
Tidak
semua dosen memiliki kemampuan dalam menulis soal uji kompetensi, dosen
diwajibakan untuk mengikuti pekatihan pembuatan soal.
2.
Tidak
memahami blueprint uji kompetensi
Dalam
menulis soal ada aturannya, mata kuliah mana yang terbanyak, sistem apa yang
terbanyak dan lain sebagainya. Tanpa mengikuti aturan tersebut akan sangat
sulit dalam menulis soal yang baik.
3.
Tidak
memberikan pendekatan individu dalam belajar
Belajar
kelompok adalah cara cepat untuk memberikan pembelajaran, akan tetapi bukan
cara yang baik untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa secara individu. Bisa
jadi apa yang dipelajari sudah dikuasai oleh mahasiswa.
4.
Memberikan
soal kepada mahasiswa yang belum di review
Soal
yang belum direview minimal ditingkat departemen akan kursng bermanfaat karena
dihawatirkan belum memenuhi standar uji kompetensi.
5.
Tidak mampu
menggunakan hasil try out untuk menentukan strategi belajar mahasiswa
Belajar
yang baik adalah berdasarkan kemampuan mahasiswa, dan try out dapat
menggambarkan kemampuan itu.
6.
Menggunakan
sumber belajar yang tidak direkomendasikan oleh kurikulum
Asosiasi
sudah membuat kurikulum beserta bahan rujukannya, sehingga itu saja yang
digunakan sebelum menggunakan buku tambahan lainnya.
7.
Tidak aktif
membuat soal uji kompetensi
Membuat
soal uji kompetensi yang baik butuh ketelatenan dan kemampuan untuk menuliskan
apa yang terjadi di lapangan yang biasa dihadapi oleh perawat.
8.
Tidak aktif
mengirimkan soal uji kompetesi ke panitia uji kompetensi
Yang tidak
aktif menulis soal uji kompetensi diwilayahnya tidak akan diberikan soal yang
sudah direview di regional. Sehingga rajinlah menulis soal yang akan dikirim ke
regional.
pengelola
Pengelola dalam hal ini pimpinan
perguruan tinggi dan pemilik yayasan juga sangat mempengaruhi terhadap
keberhasilan uji kompetensi
1. Tidak mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti try out
2. Tidak memberikan kesempatan kepada dosen untuk mengikuti pelatihan
pengembangan dosen
3. Tidak menggunakan hasil uji komptensi untuk membuat strategi belajar
4. Tidak menggunakan hasil try out untuk mengevaluasi kemampuan dosen dan
mahasiswa
5. Tidak menyendiakan sarana yang baik untuk mahasiswa
6. Tidak memberikan penghargaan pada mahasiswa atau dosen yang berprestasi
7. Tidak memberikan fasilitas yang baik bagi mahasiswa dan dosen
8. Menganggap uji kompetensi merupakan tanggung jawab mahasiswa
9. Tidak memiliki tanggung jawab terhadap kualitas mahasiswa
10. Tidak mengadakan program khusus untuk retaker
Mahasiswa, dosen dan pengelola kampus
Ketiga unsur ini harus memiliki visi yang sama
dalam mensukseskan visi perguruan tinggi, semua memiliki kewajiban untuk
berperan aktif dalam mempersiapkan uji kompetensi. Prosentase kelulusan di uji
kompetesi menunjukan kualitas sebuah kampus yang sesungguhnya. Kualitas
mahasiswa harus diraih secara bersama sama oleh ketiga unsur tersebut. Hubungan
yang baik diantara mereka akan meningkatkan kualitas kampus secara umum.
KOMPETEN ADALAH HARGA DIRI
takdir yang maha kuasa
Selain beberapa kesalahan
yang seharusnya dapat diminimalisir terdapat takdir Yang Maha Kuasa yang
menentukan seseorang gagal atau tidak.
1.
Mahasiswa
tidak bisa melakukan saving jawaban, padahal sebelumnya ada saat uji coba
laboratorium dapat bekerja sesuai dengan standar
2.
Sistem tidak
bisa merekam aktivitas mahasiswa dan tidak bisa melakukan back up
3.
Listrik mati,
yang disebabkan karena instalasi listrik mengalami gangguan.
4.
Terjadi
bencana alam pada saat uji kompetensi
Untuk berlangganan artikel silahkan bergabung di:
Group
Telegram :https://t.me/infokanduru
IG,
Twitter : @infokanduru
Facebook : Kanduru Corp
Blog :
tipdantrikukom.blogspot.co.id
YouTube : Uji Kompetensi