Belajar untuk persiapan ukom dianggap percuma? Wah masa? Kok bisa seperti itu? Jadi harus bagaimana?
Jawaban saya pada teman-teman yang penasaran sebagai berikut:
Ukom itu tidak harus belajar khusus apabila proses pendidikan di kampus berkualitas, tidak usah! Karena sejatinya jika ada kampus dengan tingkat kelulusan rendah, itu menunjukan kualitas kampus yang rendah. Tidak usah berpanjang panjang debat, itu adalah hasil yang nyata, dengan standar yang sama, hasilnya seperti itu. Hasil ukom merupakan hasil akhir proses pendidikan yang diselenggarakan oleh sebuah kampus! Yang harus dilakukan oleh kampus adalah berbenah, cek semua mata kuliah berdasarkan hasil try out. Dari hasil try out bisa kelihatan mana dosen yang ngajarnya bener siapa yang tidak! Evaluasi semua! Hasil ukom merupakan hasil karya sekampus bukan hasil karya mahasiswa saja!
Dengan membiarkan mahasiswa belajar dari soal soal apakah itu dari kampus atau bukan, sama dengan menjerumuskan mahasiswa, mengapa? Soal yang dibahas belum tentu soal yang standar ukom, belum tentu sudah direview, belum tentu soal yang bagus. Begitu pula dari buku yang beredar dipasaran, belum tentu menggunakan soal yang baik, yang sesuai dengan standar ukom.
Membiarkan mahasiswa belajar dengan soal soal yang tidak jelas, sama dengan seorang petinju akan tinju melawan petinju profesional tapi latihan dengan petinju amatir. Memang pasti bisa menang dengan petinju amatir, tapi belum tentu dengan petinju profesional. Bisa saja dari try out kampus bisa kompeten karena soalnya dibawah standar, tapi pada saat uji kompetensi yang sesungguhnya mahasiswa tidak kompeten.
Jadi belajar dengan baik sesuai kurikulum yang ada, dan proses pendidikan yang bagus, cukup untuk membuat mahasiswa kompeten, tidak perlu ada pengkayaan, bimbingan belajar dan sejenisnya. Tapi kalau kampusnya berkualitas! Kalau tidak? Berjuanglah supaya bisa kompeten, karena sertifikat kompetensi yang bisa menjadi jaminan masuk ke dunia kerja sebagai syarat mendapatkan STR.
Kalau kamous tidak mengerti dan memahami membuat soal yang standar, ada baiknya mendatangkan pakar untuk melakukan workshop item development tentang penulisan soal. Ini sangat penting supaya mahasiswa diberikan soal soal dari kampus yang baik. Pengalaman membuktikan bahwa soal soal yang dibawa dari regional itu tidak semuanya di terima oleh pusat, hanya sekitar 20-30% saja yang diterima, artinya dari 1000 soal yang di review hanya 200 - 300 yang masuk ke kategori baik.
Belajar untuk uji kompetensi memerlukan soal baik, yang memiliki standar yang sesuai dengan soal uji kompetensi. Jika tidak tunggulah keberhasilan mahasiswa pasti rendah. Semoga kampus dapat menyiapkan soal yang baik demi mahasiswanya.
Ukom bukan hanya mengukur mahasiwa tetapi uji kompetensi juga mengukur kualitas kampus!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Etika dalam Keperawatan
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, ...
-
Sebuah soal yang mungkin bisa jadi perhatian teman teman. Seorang laki-laki berusia 44 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluha...
-
Retaker merupakan istilah untuk orang orang yang belum kompeten setelah mengikuti uji kompetensi sekali atau lebih. Seorang dengan status r...
-
Pada beberapa kesempatan mahasiwa dan dosen bertanya kepada saya terkait dengan perlunya bimbingan untuk mempersiapkan menghadapi uji kompet...
No comments:
Post a Comment