Wednesday, 13 December 2017

Teman dan Soal Uji Kompetensi



Barusan saya bertemu dengan teman lama yang kebetulan sudah kompeten, setelah mengikuti beberapa kali uji kompetensi. Dia dengan antusias mengatakan pengalamannya bagaimana mengikuti ujian demi ujian. Namun sayang belum kompeten, dan baru kompeten setelah baca ebook tip dan trik uji kompetensi. Bukan bermaksud menonjolkan atau menyombongkan diri, tulisan ini hanya untuk dijadikan renungan bersama bagi kita semua.

Teman saya becerita tentang bagaimana stressnya saat orang lain dinyatakan kompeten sementara dia tidak kompeten, dari satu ruangan hanya di yang tidak kompeten. Perasaan rendah diri, tidak percaya diri, sedih, perasaan perjuangan yang sia-sia muncul. Sempat terpikir mengikuti saran orang lain bahwa untuk mendapatkan sertifikat uji kompetensi itu bisa lewat jalan belakang dengan menyerahkan sejumlah uang. Akan tetapi ternyata yang mengajak sampai saat ini belum kompeten, dan tidak menganjurkan lagi untuk seperti itu.

Pada saat ujian yang pertama, dia mengatakan bahwa soalnya kok beda dengan yang dipelajari, selain soalnya panjang juga kok jawabannya benar semua? Pada saat ujian yang kedua, perasaan sih bisa ngisi akan tetapi akhirnya masih belum kompeten. Hampir frustasi melihat kenyataan sudah dua kali tidak kompeten.

Membaca ebook memberikan pemahaman yang berbeda, bagaimana membaca soal supaya waktunya cepat, tidak mengulang-ngulang dan belajarpun lebih terarah. Ada yang menarik dalam ukom kemarin yang diikuti, yaitu soal yang keluar di uji kompetensi sebelumnya keluar lagi tapi dengan pertanyaan yang berbeda, ini sangat menguntungkan bagi saya yang belajar bagaimana menggunakan jurus 1:10. Dengan memahami semua tip dan trik yang ada di ebook, mengerjakanpun jadi lebih cepat. Penggunaan mind mapping sangat membantu memahami bagaimana materi uji kompetesi seakan tidak menyeramkan lagi. Pokoknya harus dibaca tuh ebook tips dan triks uji kompetensi. Oh iya.... soal kadang muncul evaluasi keparawatan, padahal tidak disebutkan masalahnya apa, kalau tidak mampu menentukan masalah maka akan sangat sulit menjawab soal.
--------

Pernyataan tersebut merupakan ringkasan dari pembicaraan diantara teman yang sudah lama tidak berjumpa dengan saya. Saya mencermati ada beberapa pengalaman yang didapatkan oleh mahasiswa yang sudah pernah tidak kompeten, yaitu:
1.    Penurunan harga diri
2.    Stress yang lebih tinggi
3.    Perlu upaya untuk membangunkan keyakinan

Catatan lain yang menarik adalah soal yang keluar:
1.    Beberapa mirip, tapi dengan pertanyaan yang berbeda
2.    Beberapa soal yang sama keluar lagi pada nomor yang berbeda
3.    Menentukan masalah merupakan kunci dari menjawab soal

Catatan pertemuan dengan teman di rumah sakit telah memberikan gambaran bahwa mereka mengalami kecemasan yang luar biasa, walaupun karena mereka pns tidak akan dipecat dari pekerjaan sebagai pns, akan tetepi sebagai orang yang memiliki keinginan mengabdikan dirinya untuk pasien, ketiadaan surat tanda registrasi merupakan pukulan yang sangat telak.

Orang dengan pengalaman tidak kompeten harus bekerja keras melebihi orang yang tidak pernah ujian, dengan alasan sebagai berikut:
1.    Dari sudut psikologi mereka harus meyakinkan dirinya sendiri mampu untuk kompeten.
2.    Dari kemampuan individu, mereka sebelumnya telah gagal mencapai nilai batas lulus, yang jika di ners batas lulusnya 48,3 atau setara dengan 87 soal benar.

Sebenarnya peluang untuk mendapatkan kompeten masih terbuka sepanjang mereka bisa melakukan hal berikut ini:
1.    Mampu belajar dari kesalahan
2.    Memperbaiki cara belajar
3.    Meningkatkan pengetahuan tentang materi yang akan diujikan
4.    Mampu menentukan strategi pribadi dalam belajar
5.    Dapat melihat keunggulan pribadi dari mata kuliah yang diujiankan
6.    Mengetahui cara mencapai 87 benar dengan menggunakan tehnik meraih nilai tinggi pada mata kuliah yang soalnya banyak serta mata kuliah favorite

Kembali pada bahasan soal uji kompetensi....
1.    Soal uji kompetensi sebenarnya disesain sedemikian rupa sehingga dapat membedakan mana yang kompeten dan mana yang tidak kompeten
2.    Soal uji kompetensi dibuat secara berjenjang dari kampus sampai ke nasional dan atau hasil karya tim penulis soal dikti
3.    Soal uji kompetensi mengacu pada penyakit yang sering ditemukan di seluruh indonesia
4.    Soal uji kompetensi mengacu pada tindakan yang sering dilakukan oleh perawat
5.    Soal uji kompetensi menguji perawat baru
6.    Soal uji kompetensi menguji sesuai dengan standar kompetensi perawat baru
7.    Soal uji kompetensi merupakan cerminan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat baru
8.    Soal uji kompetensi tidak membahas materi yang sipatnya spesialistik, misal ICU, Bedah secara mendalam, hanya pengenalah sebagai perawat umum
9.    Soal uji kompetensi memiliki aturan dalam penulisannya

No comments:

Post a Comment

Etika dalam Keperawatan

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, ...